Budidaya ikan diperlukan sebagai salah satu usaha untuk mempertahan kan keberadaan ikan. Bentuk penerapan ilmu dan teknologi dalan bidang kelautan dan perikanan yakni dengan mengetahui daerah yang potensi sebagai lokasi budidaya ikan sehingga nelayan dapat lebih mengefektifkan penggunaan waktu, biaya dan lebih dari dapat memperoleh hasil yang optimal. Berdeasarkan analisis kesesuaian dengan memanfaatakan system informasi geografis (SIG), diperoleh 0,777 Ha, cukup sesuai (S2) sekitar 8,796 Ha dan yang tidak sesuai (N) sekitar 3,249. Hal ini menunjukan sebagian besar perairan Pulai Kambono tergolong dalam kelas cukup sesuai (S2).
Langkah-langkah analisis data dengan Sistem Informasi Geografis adalah (1) Melakukan digitasi terhadap hasil scanning dari peta rupa bumi Indonesia wilayah Sinjai dan sekitarnya, (2) Melakukan interpolasi terhapat parameter fisika dan kimia, (3) Melakukan topologi yakni penyusunan atau pemasukan semua data atrbut berupa kata data kriteria, nilai, skor, dan tingkat kesesuaian kedalam masing-masing parameter yang ada, (4) Melakukan pemodelan yang meliputi overlay dengan perintah union terhadap setiap theme peta tematik yang sudah dalam bentuk data spasial dan langkap dengan atributnya, (5) melakukan skoring dengan menjumlahkan semua skor untuk parameter masing-masing parameter, kemudian melakukan evaluasi kesesuaian dibagi berdasarkan persamaan (1), (6) Melakukan penyatuan (dissolve) terhadap nilai atribut yang sama didalam Theme objek yang sama yakni theme hasil overlay yang sudah dilengkapi dengan data atributnya sehingga menghasilkan peta kesesuaian lokasi KJA untuk budidaya ikan kerapu, (7) Menampilkan hasil analisis kesesuaian lokasi dalam bentuk peta dengan mengikuti kaidah kartografi. Evaluasi nilai dilakukan setelah pembobotan dimana kelas kesesuaian dikaji berdasarkan rumus.
Dimana : Ci = range antarkelas, SHB = skor akhir setelah penjumlahan nilai semua parameter.
n = Jumlah kelas yang direncanakan sehingga dapat dibuat interval nilai kesesuaian lokasi yang disajikan berikut ini:
Tidak sesuai (N) = Xo (nilai minimal) – X1 (Xo+C1)
Cukup sesuai (S2) = X1 – X2 (X1+C1)
Sangat sesuai (S1) = X2 – X3 (nilai max)
Dimana: Xo = nilai minimal dari skala penilaian, X1 = hasil penjumlahan dari Xo dengan range nilai antar kelas, X2 = hasil penjumlahan dari X1 dengan range nilai antar kelas, X3 = nilai maksimal dari skala penilaian dan Ci = interval antatkelas
Hasíl pengukuran suhu pada stasiun, menunjukkan bahwa sebaran suhu di Kepulauan Sembilan berkísar antara pada pennukaan dan suhu pada kedalaman 5 meter berkísar pada 29,16-29,72 DC.
Kisaran Suhu di permukaan dan pada kedalaman 5 meter, termasuk dalam kategori sangat sesuai (S1).
Berdasarkan pengukuran arus yang terlihat pada Tabel 1, diketahui bahwa secara umum stasiun 1-7 serta stasìun 9 sampaì 10 kecepatzm arusnya relatif tenang, kecuali pada Stasíun 8 (Pulau Liangliang), dimana kecepatan arus mencapai 0,645 m/ dt.
Hasil pengukuran kecerahan menunjukkan bahwa lokasi tersebut dapat díjadikan sebagaí lokasi budidaya keramba jaring apung, kecuali pada stasiun 5 karena kecerahan perairannya hańya mencapai 4 metér. Dengan delńikìan pada stasiun tersebut termasuk dalam kategorl cukup sesuaí (S2).
Hasil pengukuran di lapangan menunjukan bahwa salínìtas pada permukaan berkisar 35,810/00-36,290/00 dan pada kedalaman 5 meter berkisar 35,350/m 36,420/m.
Keasaman (pH) pada lokasi penelilían menunjukkarl bahwa lokasí tersebut tidak sesuai dijadikan lokasi budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung.
Hasil pengukuran kandungan padatan tersuspensí, menunjukkan bahwa pada Stasiun 2 (Pulau Kanalo 2) dan Stasiun 9 (sebelah timur Pulau Kambuno) nilai di bawah 25mg/ L yakni bernilaí 20mg/ L dan 11mg/ L. Hal ini menunju1d<a11 bahwa daerah tersebut termasuk dalam kriteria sangat sesuai (S1).
Organik total pada semua penelitian termasuk rendah (< 10 mg/ L) dan dalam kriteria kesesuaian penempatan keramba apung, perairan tersebut termasuk perairan yang tidak sesuai (N).
Pengukuran nitrat terljhat bahwa keseluruhan nilai nitrat pada semua stasiun lebih rendah dibanding kisaran nilai optimum penempatzm budidaya ikan dalam keramba. Adapun yang menyebabkan konsentrasi nitrat rendah adalah letak pulau-pulau di Kepulauan Sembilan yang jauh dan' daratan, sehingga masukan nìtrat dari daratem berupa pupuk dan ljmbah rumah tangga sangat kurang.
Hasil analisis sampel fosfat menunjulakan bahwa konsentrasi fosfat diperairan Kepulauan Sembilan berkisar antara 0,0023mg/ L-O,6740mg/ L.
Pengukuran konsentrasi DO pada Dari hasíl pengukuran di lapangan menunjukan bahwa umumnya konsentrasi DO baik di permukaan maupun pada kedalaman 5 meter pada semua stasíun pengamatan termasuk dalam kategorî sangat sesuai (S1). Untuk pengukuran gelombang, menunjukan bahwa Iokasi yang termasuk sangat sesuaí.
Perairan Pulau Kambuno dapal dijadikan lokasi budidaya ikan kerapu dalam keramba jaríng apung dengarl tingkat kesesuaian yang berbeda-beda. Lokasi yang termasuk dalam kategori sangat sesuaí (S1) berada disekitar stasiun 9 dan 10, kategori cukup sesuai (S2) merupakan lokasi yang paling dominan disekelíljng pulau, sedangkan daerah yang tergolong tidak sesuai (N) terletak di bagian barat Pulau Kambuno.
isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/18308217226.pdf